Awas! Ternyata Ini Dampak Minuman Teh kepada Anak

Ilustrasi - minuman teh (ANTARA/Pexels)
Ilustrasi - minuman teh (ANTARA/Pexels)

Minuman teh ternyata memiliki dampak yang perlu diwaspadai saat dikonsumsi anak, salah satunya bisa berdampak kurang baik pada tumbuh kembang anak.


Oleh karena itu, Dokter spesialis anak dari Universitas Indonesia dr. Ria Yoanita Sp.A menyarankan para orang tua agar berhati-hati dalam memberikan minuman teh kepada anak.

Menurut dr. Ria Yoanita, bahwa orang tua sebaiknya memperhatikan waktu pemberian teh dan jumlahnya, memastikan anak tidak berlebihan minum teh.

dr. Ria Yoanita menjelaskan, anak seringkali tidak mau makan setelah minum teh karena sudah merasa kenyang, padahal teh tidak mengandung zat gizi makro yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.

"Teh tidak mengandung zat gizi makro, seperti karbohidrat, protein, dan lemak, serta hanya sedikit sekali mengandung mineral," kata dr. Ria Yoanita.

"Hal ini bisa merugikan bagi anak-anak yang membutuhkan zat gizi lengkap untuk bisa tumbuh dan berkembang," sambungnya.

dr. Ria Yoanita mengungkapkan, bahwa polifenol dan asam fitat yang terkandung dalam teh dapat menghambat penyerapan zat besi, sehingga menimbulkan risiko defisiensi besi pada anak.

"Teh mengganggu penyerapan zat besi, anak jadi mudah terkena anemia defisiensi besi, akibatnya terjadi kenaikan berat badan seret, lama kelamaan menjadi stunting jika tidak diatasi segera," jelas dr. Ria Yoanita.

Oleh karena itu, kata dr. Ria Yoanita, teh sebaiknya tidak dijadikan sebagai pendamping makan, tidak diminum pada saat makan.

Pasalnya, teh mengandung kafein, theobromine, dan teofilin, stimulan yang bisa membuat anak menjadi terlalu aktif dan susah tidur. 

Selain itu, teh bersifat diuretik sehingga anak akan sering buang air kecil kalau minum teh terlalu banyak.

Hal lain yang perlu diingat kata dr. Ria Yoanita, teh dalam kemasan sebaiknya tidak diberikan kepada anak karena mengandung cukup banyak gula yang bisa meningkatkan risiko obesitas. (ant)