Amerika Serikat dan Kanada telah mengirimkan kendaraan lapis baja dan pasokan senjata lainnya untuk membantu polisi Haiti memerangi geng anti-pemerintah yang dianggap semakin meresahkan.
- Viral Video Mesum Selebgram Cantik Bersama Pegawai BUMN, Durasi 1 Menit 34 Detik
- Ini Dia 6 Daerah Banjir Paling Parah di Kota Tangerang
- BPBD Lebak Kirim Warning, Wisatawan Harap Waspada Bencana Alam saat Liburan Panjang
Baca Juga
Dimuat One India pada Minggu (16/10), Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan pernyataan bahwa peralatan dan senjata tersebut telah dibeli oleh pemerintah Haiti, namun mereka tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai pasokan yang diterbangkan dengan pesawat militer itu ke ibu kota Port-au-Prince.
Seorang juru bicara Komando Selatan militer AS menambahkan, pengiriman senjata itu dilakukan bersamaan dengan operasi gabungan yang melibatkan Angkatan Udara AS dan Angkatan Udara Kerajaan Kanada untuk membantu pemerintah Haiti.
Peralatan tiba lebih dari sebulan setelah salah satu geng paling kuat di Haiti mengepung terminal bahan bakar dan menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Haiti, Ariel Henry.
Aksi blokade yang dilakukan oleh geng Haiti ini telah menyebabkan terganggunya seluruh pengiriman bantuan kemanusiaan, seperti makanan, obat-obatan, air bersih, bensin, dan lain-lain. Akibatnya, banyak warga Haiti yang menderita kelaparan karena jalan pengiriman ke tempat pemukiman warga telah diblokir oleh geng tersebut.
"Perjuangan mereka melawan pelaku kriminal yang mengobarkan kekerasan dan mengganggu aliran bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan, menghambat upaya untuk menghentikan penyebaran kolera," kata Departemen Luar Negeri.
Kolera yang kembali merebak di Haiti juga dikhawatirkan semakin menyebar, lantaran pasokan air bersih semakin jarang didapatkan oleh masyarakat. Serta akses ke rumah sakit semakin sulit dikunjungi.
Para demonstran memblokir seluruh jalan di kota-kota besar sejak pemerintah pada awal September mengumumkan tidak mampu lagi untuk mensubsidi bahan bakar, yang menyebabkan terjadinya lonjakan tajam dari kenaikan harga bahan bakar.
Sementara itu, karena kenaikan ini, pemilik terminal bahan bakar kembali mengumumkan adanya penyerangan oleh geng bersenjata ke instalasi mereka pada Sabtu (15/10), geng tersebut telah membawa lebih dari 28 ribu galon produk minyak bumi setelah pengawasan yang ketat dan personel darurat telah dikerahkan di fasilitas tersebut.
Ini adalah kedua kalinya dalam minggu ini orang-orang bersenjata masuk dan menjarah terminal tersebut, yang menyimpan lebih dari 10 juta galon bensin dan solar, dan lebih dari 800 ribu galon minyak tanah.