Kasus meninggalnya anak-anak setelah mengonsumsi obat kembali terjadi. Sedikitnya 18 anak di Uzbekistan diduga meninggal usai mengonsumsi sirup obat batuk buatan perusahaan farmasi India.
- Jelang Pelantikan Andra Soni-Dimyati Natakusumah, Pj Gubernur Banten Mendadak Mutasi Kepala OPD
- Viral Video Mesum Selebgram Cantik Bersama Pegawai BUMN, Durasi 1 Menit 34 Detik
- Ini Dia 6 Daerah Banjir Paling Parah di Kota Tangerang
Baca Juga
Obat tersebut adalah Dok-1 Max yang diproduksi oleh Marion Biotech yang berbasis di Noida, India. Itu adalah obat untuk gejala pilek dan flu.
Kementerian Kesehatan Uzbekistan pada Selasa (27/12) menyebut obat itu dikirim melalui Quramax Medical LCC. Diklaim terdapat bahan kimia berbaya etilen glikol dalam sirup tersebut.
Dikutip dari The Week, obat sirup dan tablet terkait telah ditarik dari semua apotek di Uzbekistan.
Sementara itu, tim Organisasi Pengawasan Standar Narkoba Pusat (CDSCO bersama Otoritas Pengawasan dan Perizinan Narkoba Uttar Pradesh akan melakukan penyelidikan.
Kementerian Kesehatan Uzbekistan menyebut zat beracun etilen glikol ditemukan dalam sejumlah sirup. Selain itu, sirup tersebut diberikan kepada anak-anak di rumah tanpa resep dokter, dalam dosis 2,5 hingga 5 ml tiga hingga empat kali sehari selama 2-7 hari, yang melebihi dosis standar.
Pada 5 Oktober, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan peringatan terkait empat obat sirup buatan Maiden Pharma yang terkait dengan kematian anak-anak di Gambia.
“WHO menghubungi otoritas kesehatan di Uzbekistan dan siap membantu penyelidikan lebih lanjut," kata badan tersebut terkait kejadian serupa di Uzbekistan.
Di Gambia, sirup obat batuk dan pilek buatan Maiden yang berbasis di New Delhi terkait dengan kematian sedikitnya 70 anak.